28 Agustus 2007

Keuskupan Agung Jakarta

Keuskupan Agung Jakarta

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Keuskupan Agung Jakarta adalah wilayah formal Gereja Katolik Roma yang tertua di Indonesia, dimulai dengan dengan status Prefektur Apostolik tahun 1807. Secara resmi prefektur apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Batavia pada tanggal 3 April 1842 yang meliputi seluruh wilayah Hindia Belanda dengan Vikaris Apostolik pertamanya Mgr. I. Groff. Pada periode 1855 hingga 1948 wilayah Vikariat Apostolik Batavia semakin menyempit dengan didirikannya berbagai vikariat apostolik yang baru di luar Jawa dan di pulau Jawa sendiri. Seiring kemerdekaan Indonesia, pada 7 Februari 1950 nama Vikariat Apostolik Batavia diubah menjadi Vikariat Apostolik Djakarta. Status Vikariat Apostolik kemudian ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Djakarta pada tanggal 3 Januari 1961 dengan 2 keuskupan sufragan yaitu: Keuskupan Sufragan Bandung dan Keuskupan Sufragan Bogor. Sesuai dengan perubahan ejaan bahasa, nama Keuskupan Agung Djakarta diubah menjadi Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal 22 Agustus 1973

Sejarah

Di Museum Nasional Jakarta disimpan sebuah batu besar yang awalnya ditanam di pantai Sunda Kelapa. Batu berpahatkan tanda salib bertahunkan 1522 ini adalah peringatan hubungan antara pelayaran Portugis dan kerajaan Pajajaran. Ini adalah tanda awal hadirnya Katolik di Jakarta kini.

Kemudian saat VOC berkuasa, 1619 hingga 1792, semua kegiatan Katolik dilarang, dan para imam Katolik juga dilarang untuk berkarya di wilayah kekuasaan VOC di Batavia, bahkan seorang Jesuit Egidius d'Abreu, S.J. dibunuh pada tahun 1624. Kegiatan Katolik hanya diijinkan di luar tembok Batavia bagi orang-orang keturunan Portugis dengan didirikannya Gereja Portugis di luar kota pada tahun 1696, kini menjadi Gereja Sion di Jl. P. Jayakarta. Keturunan Portugis ini juga diberi lahan bertani di daerah yang kini disebut daerah Tugu. Pada abad ke-18 ini VOC membebaskan imam-imam Katolik untuk singgah di Batavia untuk melayani umat-umat, baik yang keturunan Portugis maupun juga pegawai VOC. Pada masa Daendels barulah umat Katolik diijinkan untuk merayakan misa secara terbuka, pada tahun 1808. Daendels juga memberikan Gereja Katolik resmi pertama di Batavia pada tahun 1810 bertempat di Gang Kenanga Utara, daerah Senen sekarang. Gereja perdana ini sudah dibongkar pada tahun 1989. Pada tahun 1830 Gubernur Jendral Du Bus de Ghisignies menghibahkan tempat kediaman komandan tentara dan wakil gubernur jendral kepada Prefektur Apostolik Batavia. Di lahan inilah kini berdiri Gereja Katedral Jakarta.

Pada tahun 1856 suster-suster Ursulin mendirikan biara susteran pertama 'Groot Kloster' di Batavia di Jl Juanda dilanjutkan biara keduanya 'Klein Klooster' di Jl Pos pada tahun 1859 diikuti biara-biara Ursulin lain di daerah Jatinegara dan Kramat. Suster-suster dari Carolus Borromeus membuka Rumah Sakit Sint Carolus pada tahun 1919. Saat-saat awal tersebut imam-imam Jesuitlah yang menyelenggarakan karya pastoral di wilayah Batavia baru kemudian dibantu oleh imam-imam Fransiskan pada tahun 1929 dan imam-imam dari Misionaris Hati Kudus (MSC]] tahun 1932. Dalam bidang pendidikan, imam-imam Yesuit mendirikan Perkumpulan Strada tahun 1924. Sekolah pertamanya dibuka tahun itu juga di daerah Gunung Sahari. Pada tahun 1927 Perkumpulan Strada mendirikan sekolah menengah berasrama di Menteng yang kemudian menjadi Kolese Kanisius pada tahun 1932.

Pada masa pendudukan Jepang, Vikaris Apostolik Batavia saat itu Mgr. P. Willekens S.J. mengusahakan agar rumah sakit dan sekolah-sekolah Katolik untuk tetap beroperasi dan tetap melayani umat Katolik di masa sulit tersebut.

Setelah Indonesia merdeka, Gereja Katolik mulai berkembang kembali. Jumlah umat semakin bertambah, demikian juga dengan jumlah paroki. Paroki Mangga Besar didirikan tahun 1946, paroki di Jl. Malang tahun 1948, paroki Tangerang tahun 1948]]. Bila pada 1950 baru ada 12 paroki, pada tahun 1960 sudah terdapat 16 paroki, pada tahun 1970 terdapat 23 paroki, pada tahun 1980 terdapat 34 paroki, pada tahun 1988 terdapat 39 paroki, pada tahun 1990 terdapat 40 paroki, dan pada 2002 sudah terdapat 53 paroki dengan 411.036 orang umat yang dilayani oleh 277 imam.

Uskup

Daftar para imam diosesan KAJ sampai tahun 2006

Daftar para imam diosesan ini disusun berdasarkan tanggal dan tahun tahbisan.

Nama

Lahir

Masuk

Tahbisan

Wafat

Dimissus

Soerjo Moerdjito

03-03-1922

(Mei) 1947

22-12-2001

1957

Pan Liang Ching (inkardinasi)

1925

1952

1984

Sutopanitro, Stanislaus

16-05-1934

02-07-1963

Marius Maryatmadja

--

12-9-1971

3-10-1972

Witdarmono, H.

--

1973

1986

Wiyanto Harjopranoto, Y.

07-04-1942

25-01-1978

2003

Bambang Wiryowardoyo, L.

26-08-1946

25-01-1978

Widianto, Alexius

17-07-1953

25-01-1980

Nong, Silvester (inkardinasi)

04-08-1948

07-08-1981

Setya Gunawan, Alphonsus

02-08-1955

1977

29-06-1982

Jimmy Lingga, L

--

1977

29-06-1982

1985

Eko Susanto, P.

07-04-1958

1977

04-07-1984

1998

Kunarwoko

10-05-1957

1977

04-07-1984

2003

Hadiwijoyo, Martinus

26-02-1947

1981

04-07-1984

Tarigan, Jacobus

01-06-1955

1982

04-07-1984

Pranataseputra, F.X (inkardinasi)

05-11-1943

1981

04-07-1984

Rudy Gunawan, Y.

--

1978

15-08-1985

1987

Talinau Doy, FX (inkardninasi)

03-01-1943

1981

15-08-1986

Purbo Tamtomo, Yohanes

06-05-1959

1979

15-08-1986

Ndito Martawi, Y.

05-05-1957

1979

15-08-1986

Murdjanto Rohadi

15-05-1958

1979

15-08-1986

Widayat, E.

25-12-1957

1978

15-08-1986

2001

Subagyo, Y. Debrito

12-07-1960

1980

14-08-1987

Imam Subagyo, Y.

10-05-1959

1980

14-08-1987

2002

Yus Noron, Aloysius

22-06-1959

1980

15-08-1988

Roy Djakarya, Stefanus

03-05-1959

1981

15-08-1988

Djangoen, Louis M.

--

1980

15-08-1988

1991

Budi Agus Setyawan, A.

10-08-1960

1981

15-08-1988

2002

Gunawan Tjahja, Petrus

10-10-1962

1983

15-08-1991

Krismanto, A.

22-12-1962

1981

17-01-1991

1998

Sulistiadi, Yustinus

14-04-1964

1983

15-08-1991

Tunjung Kesuma, Petrus K.

19-05-1963

1983

15-08-1991

Yudho Warsiki, A.

24-07-1960

1982

15-08-1991

1994

Hadi Suryono, Yohanes

16-05-1963

1983

18-08-1992

Lily Tjahjadi, Simon Petrus

13-06-1963

1984

18-08-1992

Kuswardianto, F.

02-06-1964

1984

18-08-1992

Chandra Sutedja, Paulus

--

1985

1993

1994

Indra Cahyana, Ph.

--

1985

1993

1996

Bintoro, Yoseph Maria

1967

1987

15-08-1996

Susilo Wijoyo, Aloysius

11-02-1968

1987

15-08-1996

Adji Prabowo, Antonius P.

1960

1990

15-08-1997

Hardijantan Dermawan

20-05-1967

1987

15-08-1998

Ari Darmawan, Benedictus

16-04-1968

1988

15-08-1998

Pangestu, Samuel

05-11-1961

1992

16-08-1999

Rony Kusnadi, Y.

1964

1989

16-08-1999

Hadi Nugroho, Aloysius

1967

1988

16-08-1999

Rudy Hartono, V.

08-11-1969

1990

16-08-1999

Sridanto Aribowo, Hieronimus

02-10-1969

1990

16-08-1999

Harry Liong

14-01-1969

1989

16-08-1999

Suherman. FX

18-07-1969

1990

16-08-1999

Didit Soepartono, Antonius

15-08-1970

1991

15-08-2000

Ardianto, Yustinus

09-05-1974

1992

15-08-2001

Ferdinand, Johan

1973

1992

26-11-2002

Suyadi, Antonius

08-05-1970

13-08-2004

Andi Gunardi, Adrianus

17-09-1975

13-08-2004

Adi Prasojo, Vincentius

19-07-1978

15-08-2005

Ari Dianto, Albertus

03-01-1979

1997

15-08-2006

Yoseph Ferry Susanto

23-03-1977

1997

15-08-2006

Carolus Putranto T.H.

13-05-1975

1995

15-08-2006

Suhardi Antara, Antonius

13-04-1972

1997

15-08-2006